Teologi
Ahluunnah Wal Jamaah adalah salah satu paham akidah yang sangat diyakini
kebenarannya oleh sebagian besar umat Islam. Ahlu Sunnah Wal Jamaah adalah
paham yang sangat mudah diterima oleh akal dengan memegang prinsip At-tawasut
(jalah tengah / tidak ektrem kanan dan kiri), Al-iktidal (tegak
lurus), At-tawazun (keseimbangan).
Paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah dirintis oleh Al-Imam Abu Al-Hasan Al-Asyariy,
atau lebih masyhur disebut Imam Al-Asyariy.
Imam Al-Asyariy terlahir dari
seorang ayah bernama Ismail bin Abi Bisr, yakni keturunan dari Imam Abu Musa
Al-asyariy, lebih tepatnya adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. pada
masanya. Beliau dilahirkan di kota Basrah pada 260 H/873 M, dan wafat pada 323
H/935 M di Bagdad. Dan teologi Imam Au Al-Hasan Al-Asyariy disebut dengan Asy’ariyah.
Pada masa kecilnya, Imam Al-Asyari
ditinggal oleh ayah kandungnya, lalu diasuh sekaligus berguru pada Imam Zakaria
As-Saji, yakni seorang ahli hadis dan ahli fiqih bermazhab Syafi’iy di Basrah.
Namun, perjalanan hidupnya tak lama setelah itu berubah dengan kedatangan Imam
Abu Ali Al-Jubba’iy. Imam Abu Ali Al-Jubba’iy adalah seorang tokoh terkemuka
kaum mu’tazilah yang menjadi suami dari ibu kandungnya sekaligus ayah tirinya. Sehingga
Imam Abu Ali Al-Jubba’iy mengarahkan Imam Al-Asyariy untuk menganut paham
Mu’tazilah. Imam Al-Asyari menganut paham Mu’tazilah selama 40 tahun lamanya,
sampai Imam Al-Asyariy menjadi tokoh pembesar Mu’tazilah pada waktu itu.
Siapa sangka seorang yang telah
begitu lama mendalami paham Mu’tazilah hingga menjadi tokoh pembesar Mu’tazilah,
lantas menjadi pencetus paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah hingga berkembang pesat
sampai dewasa ini. Adanya paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah, bukan berarti Imam Al-Asyari
membuat mazhab baru terkait teologi akidah Islam, akan tetapi Imam Al-Asyariy
bertujuan untuk mempertahankan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
dan telah dikokohkan oleh ulama sebelumnya sesuai dengan dalil yang bepedoman
kepada Al-Quran dan hadist dengan meluruskan pemahaman atau teologi yang
menyimpang.
Pada suatu malam hati Imam Al-Asyariy terbenak tentang masalah
akidah, lalu beliau berdiri dan sholat 2 rokaat lantas berdoa kepada Allah agar
diberi petunjuk, setelah itu tidur. Di dalam tidurnya, beliau bermimpi bertemu
Rasulullah SAW. dan beliau mengadu tentang perkara yang ada pada dirinya kepada
Rasulullah. Lalu Rasulullah menjawab “engkau wajib mengkuti sunnahku”. Lalu
beliau bangun dari tidurnya dan seketika itu membandingkan antara ilmu akidah
dengan apa yang beliau temukan di dalam Al-Quran dan hadis, lalu menetapkan apa
yang beliau temukan dan membuang semua yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan
hadis. Dan menulis semua yang ditemukan dalam bentuk kitab.
40 tahun lamanya imam Al-Asyariy
menganut paham mu’tazilah, dan beliaulah pada saat itu Imam dari pengikut paham
Mu’tazilah. Akan tetapi setelah itu beliau tiba-tiba menghilang dari tengah
tengah manusia, (menyendiri) di dalam rumahnya selama 15 hari, lalu setelah itu
keluar menuju masjid jami’ dan menaiki mimbar seraya berkata “aku menghilang
dari tengah-tengah kalian selama beberapa hari karena aku sedang memikirkan
beberapa permasalahan. Maka, bagiku semuanya berbanding lurus antara seluruh
dalil yang ada, serta tak ada perkara haq yang mengungguli perkara bathil
maupun sebaliknya saat itu. Dan Allah SWT. telah memberiku petunjuk atas apa
yang aku yakini dan apa yang telah aku tulis di dalam kitabku, dan aku telah
melepaskan aqidah yang menyimpang dan yang telah aku yakini selama ini.
Sebagaimana aku melepaskan bajuku.” Lalu seketika itu Imam Al-Asyariy
melepaskan bajunya dan melempar bajunya. Dan Imam As-Asyariy menyerahkan kitab yang telah ditulis kepada
orang-orang yang ada di masjid jami’ tersebut.
Dari apa yang telah terpapar di
atas, bisa kita simpulkan bahwa Imam Abu Al-Hasan Al-Asyari adalah tokoh utama
dalam berdirinya paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Dan yang bisa kita teladani dari
beliau adalah sikap sportivitas, terutama dalam masalah akidah. Semoga kita
bisa meneladani serta mempraktikan di setiap harinya. Sekian cerita singkat
dari perjalanan hidup Imam Abu Al-Hasan Al-Asyariy. semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka:
KH. Muhyiddin Abdus Shamad, kitab Al-hujjah Al-qot’iyyah fi
Sihhah Al-mu’taqidati wa Al-amaliyati.
Ibnu As-sakir, kitab Tabyinul Kazib Al-muftariy.
Ibnu As-sakir, kitab Tabyinul Kazib Al-muftariy.
0 Comments