Mengenal Syiah Saba’iyah, Sekte tersesat dalam aliran Syiah



Di masyarakat Indonesia, mungkin tidak asing dengan salah satu sekte Islam bernama Syiah. Ia adalah salah satu aliran besar dalam dunia Islam. Bukan hanya itu, sekte itu juga diklaim sebagai sekte tertua kedua setelah sunni atau ahlussunnah. Tentu saja mazhab itu memiliki sejarah yang tidak singkat. Dari awal kemunculannya telah diwarnai dengan peperangan, perpecahan, pengkhianatan dan revolusi. 

Syiah Saba’iyah

Dalam sejarahnya, ideologi syiah pertama bernama Saba’iyah. Ideologi ini menisbatkan namanya pada Abdullah bin Saba’, seorang yahudi dari penduduk Hirah. Ia adalah tokoh paling menentang terhadap kepemimpinan Sayyidina Utsman RA. Secara bertahap, Abdullah bin Saba’ menginfiltrasi pemikiran-pemikirannya yang ia dapatkan dari agama Yahudi kedalam masyarakat Islam.

Diantaranya, Abdullah bin Saba’ mengklaim bahwa dia menemukan penjelasan dalam Taurat yang mengatakan bahwa setiap nabi memiliki washi (orang yang diberi wasiat) dan washi itu dalam kenabian Muhammad Saw adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Dia juga mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw tidak mati. Apa yang terjadi pada nabi Muhammad adalah kilas balik dari kisah Nabi Isa AS. Para sahabat yang menganggap Nabi Muhammad meninggal seperti orang yahudi yang menganggap Nabi Isa AS meninggal. Padahal menurutnya Nabi Muhammad Saw kelak akan kembali ke dunia.

Dalah suatu cerita yang diriwayatkan oleh Umar bin Syarhil, seseorang mengatakan kepada Abdullah bin Saba’ bahwa sayyidina Ali RA telah meninggal. Dia menjawab: “bahkan jika kamu datang kepadaku dengan membawa otak beliau yang berada didalam kotak maka aku tidak akan mempercayainya”.

Kepercayaan Pengikut Syiah Sabi’iyah

Tidak sampai disitu, para pengikut Abdullah bin Saba’ tidak kalah gila dalam mengkultuskan sayyidina Ali RA. Diantara kepercayaan mereka adalah menyatunya Tuhan dengan diri sayyidina Ali RA dan para imam mereka.

Mereka juga mempercayai bahwa sayyidina Ali bin Abi Thalib tidak mati ditangan kaum khawarij. Beliau naik keatas langit sebagaimana cerita naiknya nabi Isa AS dalam al-Qur’an. Tidak hanya itu, bagi mereka petir adalah suaranya sayyidina Ali dan kilat adalah senyumannya. Sehingga jika kaum saba’iyah mendengar suara petir mereka akan mengucapkan:

السلام عليك يا أمير المؤمنين

Sikap Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Seperti dalam penjelasan diatas bahwa aliran ini sudah ada sejak era kepemimpinan Ali, tentu saja Pemikiran-pemikiran radikal mereka mendapatkan respon yang sangat keras. Sayyidina Ali RA sampai berniat untuk menghukum mati pemimpinnya, Abdullah bin Saba’. Akan tetapi kemudian sahabat Abdullah bin Abbas menahannya. Karena jika beliau menghukum mati Abdullah bin Saba’, maka pengikut-pengikutnya akan tercerai berai. Sedangkan pada waktu itu Sayyidina Ali tengah merencanakan untuk memerangi penduduk Syam.

Penulis: Mohammad Auliyaur Rosyid

Sumber:

Muhammad Abu Zahrah, Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah, (Kairo: Dar al-Fikr, Cet. I), Hal. 31 

0 Comments

Top