Mengharap Barakah Dengan Cara Hataman Kitab Shahih Bukhari

 


Termasuk upaya melestarikan budaya ulama terdahulu salah satunya ialah dengan cara mengadakan kajian keagamaan dan menghatamkan kitab-kitab klasik. Salah satu tradisi yang kerap kita temui di pondok-pondok salah ialah hataman kitab Shahih Bukhari setiap bulan Rajab.

Pembacaan Shahih Bukhari ini awalnya bermula dari kota Zabid, yaitu ibu kota Yaman pada abad ke-13 sampai abad ke-15. Lantas para ulama dan masyaikh Hadramaut mentradisikan kagiatan tersebut hingga saat ini.

Mah’ad Aly Nurul Islam Jember untuk pertama kalinya menggelar kegiatan hataman Shahih Bukhari pada bulan Rajab 1442 H seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa tradisi hataman Shahih Bukhari kerap kita temui di pondok-pondok salaf.

“Insyaallah ini akan menjadi agenda rutinan setiap bulan rajab, karena selain mencontoh tradisi ulama salaf juga bertujuan mengharap barakah dari kitab tersebut.” Ucap Gus Ayik  selaku staf naib I Ma’had Aly Nurul Islam.

Keutamaan membaca Shahih Bukhari sangatlah banyak, bahkan Habib Ahmad bin Ali bin Abdullah bin Thalib al-Aththas sampai mengarang kitab berjudul “Risalah fi Fadhaili Qiraah Shahih al-Bukhari”. Di antara keutamaan tersebut ialah “Barangsiapa yang membawa Shahih Bukhari ketika perjalanan di atas laut maka insyaallah akan diberi keselamatan dari tenggelam.”

Hataman tersebut dilaksanan setiap hari sabtu yang dihadiri oleh mahasantri Ma’had Aly Nurul Islam, ada juga peserta selain mahasantri Ma’had Aly. Selama acara berlangsung para peserta membaca bergantian. Masing-masing dari mereka kebagian 10 bab untuk dibaca dan yang lain menyimak.

Setelah hatam membaca Shahih Bukhari Gus Ayik membacakan sanad yang beliau peroleh dari guru-gurunya di hadapan peserta. Semoga kita semua diberi barakah melalui perantara menghatamkan Shahih Bukhari.

0 Comments

Top