GELAR MUHADHARAH ILMIAH MA'HAD ALY NURUL ISLAM JEMBER HADIRKAN GURU BESAR AL AZHAR MESIR

     


Tepatnya pada hari Senin 07 Agustus 2023. Ma’had Aly Nurul Islam Jember mengadakan muhadharah ilmiah dengan tema bedah kitab “Asy’ariyyun Ana” karya Syekh M. Salim Abu Ashi Al-Azhari Al-Hanafi. Acara yang diselenggarakan di Ma'had Aly Nurul Islam Jember ini dihadiri oleh para ulama, dosen civitas akademik serta mahasantri. Sebagai pemateri utama acara ini diisi langsung oleh penulis dari kitab Asy’ariyyun Anaa, yaitu guru besar Al Azhar Mesir Syekh Salim. Beliau merupakan ulama Al-Azhar yang pakar dan ahli dalam tafsir dan ilmu Al-Quran, serta Ilmu Aqliyyat (rasional) seperti Ushul Fikih, Mantiq, dan Kalam.

  Dalam kesempatan ini beliau tidak menyampaikan banyak hal karena keterbatasan waktu. Hal-hal yang disampaikan beliau merupakan muqoddimah (pemukaan) dalam kitabnya. Beliau mengatakan bahwa kitab ini memiliki pembukaan yang mudah yang telah dibagi menjadi beberapa poin:

1. Beliau membuka kitab karyanya dengan hadits من يرد الله خيرا يفقه في الدين. Kata فقه bukanlah fiqih seperti yang biasa kita ketahui. Tapi, fiqih disini bermakna pemahaman aqidah.

2. Beliau mengakatan bahwa ilmu bisa didapat belajar yang harus talaqqi (bertatap muka) bukan hanya sekedar mendengar ilmu. Karena pada intinya jika seseorang belajar tanpa melalui guru, maka ia akan mendapat pemahaman yang salah.

3. Beliau mengatakan apabila seseorang mencari ilmu, maka ia harus menjadi orang yang amanah. Beliau memperkuat pernyataan ini dengan kaidah “jika engkau menukil maka harus benar. Dan jika engkau mengklaim maka harus disertakan dalilnya.

4. Beliau menaggapi isu tentang Imam Asy’ari adalah pemilik madzhab. Beliau berkata bahwa Imam Asy’ari bukanlah pemilik madzhab. Beliau hanyalah seorang imam yang menghadapi Kaum Mu’tazilah.

5. Beliau menyebutkan alasan mengapa para pengikut Imam Asy’ari tidak langusng merujuk pada Al-Quran melainkan menuju Imam Asy’ari dalam hal akidah. Beliau mengatakan bahwa Imam Asy’ari memiliki dua keistimewaan, yaitu beliau mengumpulkan dalil aqli dan naqli, beliau juga proporsional dalam menghadapi lawan bicara.

6. Beliau mengingatkan bahwa jika melakukan muhadhoroh jangan menyebutkan hal yang parsial sebelum menyebut hal global.

     Dalam akhir materinya beliau menyebutkan bahwa sumber ilmu yang paling utama yaitu harus dapat diterima kebenarannya oleh dalil, akal, dan pancaindera. 

Daratul laila

0 Comments

Top