KAJIAN HISTORIS PENYEBARAN PAHAM ASY'ARIYAH

        
 
Paham Asy'ariyah adalah sebuah aliran atau paham dalam kajian aqidah (teologi islam). Nama Asy'ariyah ini diambil dari nama pencetus dan pendiri paham ini, yakni Imam Abu Hasan Ali bin Ismail Al Asy'ari. Beliau adalah seorang ulama besar yang lahir di kota Basrah (Irak) pada tahun 206 H/873 M. Beliau sangat mashur sebagai seorang ulama yang ahli dalam bidang akidah terutama setelah berhasil mematahkan hujjah Mu'tazilah dengan rasional tanpa keluar dari syariat. Beliau merupakan Imam yang banyak diikuti oleh ulama besar hingga diberi gelar mujaddid (pembaharu) dalam agama Islam, terutama berkat jasanya mengalahkan dominasi pemikiran Mu'tazilah. 

Banyaknya ulama yang mengikuti imam Asy'ari dalam metodologi akidah disebabkan metodologi imam Asy'ari yang kuat dan dapat menyeimbangkan antara Naql (wahyu) dengan Aql (akal) secara proposional. Satu contoh diantara kaidah hebat yang beliau perkenalkan dan tetap dipegang teguh hingga sekarang adalah Taqdiim al-naql ala al-aql yang berarti "penggunaan dalil wahyu harus didahulukan atas dalil akal", hal ini tentunya sangat mencirikan sikap tawassut sebagai suatu sikap dalam ahlu sunnah wal jamaa'ah dan dapat membedakannya dengan golongan lain yang radikal dalam menggunakan dalil wahyu dan golongan liberal yang terlalu bebas dengan mengedepankan akalnya. 

Dalam sejarahnya paham Asy'ariyah ini berkembang pesat mulai abad ke-11 M. Paham Asy'ariyah sangat populer di dua Dinasti yaitu, Dinasti Ghaznawi di india dan Dinasti Seljuk di Irak. Di Dinasti Ghaznawi, paham Asy'ariyah sudah menjadi mazhab resmi pada abad 11-12 M yang menyebabkan paham ini menyebar luas di berbagai wilayah timur dunia Islam mulai dari India, Pakistan, Afganistan, hingga menyebar ke Asia Tenggara terutama di Indonesia. Sedangkan di Dinasti Seljuk pada abad 11-14 M. Khalifah Alp Arslan beserta perdana menterinya, Nizam al-Mulk sangat mendukung paham Asy'ariyah, sehingga pada masa itu paham ini mengalami kemajuan yang pesat utamanya melalui lembaga pendidikan bernama Madrasah Nidzamiyah yang didirikan oleh Nizam al-Mulk. Setelah Aliran Asy'ariyah ini berkembang dengan pesatnya di Irak, paham ini terus menyebar kearah barat dunia Islam, berkembang dan diterima di Syiria pada zaman Nuruddin Zanki, di Mesir pada zaman Salahuddin al-Ayyubi, di Maghribi pada zaman Abdullah bin Muhammad, di Turki pada zaman Utsman dan di daerah-daerah lain.

Paham ini merupakan paham jumhur (mayoritas) umat Islam dalam bidang akidah hingga sekarang, bahkan dapat diterima melintasi batas perbedaan pandangan fiqih di kalangan ulama, baik dari madzhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. Sehingga tak ayal ada saduran yang mengatakan jika ada sekelompok orang yang ragu terhadap ajaran Asy'ariyah maka kelompok tersebutlah yang seharusnya diragukan ajarannya.

Kajian Kelas Non Akademik Akidah

0 Comments

Top