Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang ada di
nusantara. Sebagai ciri khas islam nusantara didalamnya diajarkan pendidikan Keagamaan yang bercirikhaskan faham ahlu sunnah wal jamaah (aswaja) pada
semua santri (red;peserta didik). hal ini bertujuan agar mereka kelak dapat menjalankan peranannya, baik ditengah masyarakat, bangsa maupun negara.
Pengajaran-pengajaran yang ada dalam pondok pesantren tidak hanya menuntut para santri untuk dapat memahami islam sebagai rahmatan lil alamin,
akan tetapi juga memahami pentingnya nilai-nilai pesatuan dan kebangsaan.
Sehingga searah dengan perkembangan jaman, pesantren telah didaulat sebagai
pilar dalam berdirinya bangsa Indonesia, baik dari zaman penjajahan, revolusi
hingga reformasi dewasa ini. Hal ini tidak lain dikarenakan eksistensi kaum
santri yang memang begitu besar dalam membela dan memperjuangkan negara
Indonesia.
Menginjak era reformasi dan revolusi digital 4.0 yang memberikan
masyarakat kebebasan dan kemudahan dalam mengakses segala hal, nyatanya
perubahan tersebut tidak hanya membawa sisi positif dalam perkembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara, akan tetapi hal tersebut juga turut serta
membawa dampak negatif didalamnya. Diantara hal yang marak terjadi akhir-akhir
ini adalah semakin mudahnya aliran-aliran radikal dan kontra nasionalis masuk
ketengah masyarakat. Ditambah lagi anehnya tidak hanya masyarakat awam yang
terpapar paham-paham ini, melainkan juga para intelektual yang notebene
merupakan kalangan yang akrab dengan dunia akademis.
Hal ini tentunya butuh diantisipasi
secara dini oleh bangsa ini, adanya aliran-aliran radikal yang terus mengikis
budaya bangsa ini merupakan sebuah bahaya yang mengerikan, pemahaman mereka terhadap
agama dan budaya yang begitu dangkal seringkali disuarakan dengan ektrim dalam
berbagai media sosial dan menjadi sebuah konflik yang memicu perpecahan ditengah
masyarakat. Oleh karenanya bangsa ini butuh akan adanya kader-kader pemimipin
yang mampu menjelaskan secara komprehensif hubungan harmonis antara agama dan budaya
yang ada selama ini di Indonesia.
Santri adalah sebuah jawaban yang
dicari selama ini, dikemudian hari mereka akan menjadi ulama sekaligus budayawan
yang mampu mengintegrasikan antara agama dan budaya, mereka adalah kader yang
mampu merekatkan dan menemukan titik temu dari setiap perbedaan. Sehingga
seiring dengan transformasi Indonesia menjadi sebuah negara maju, tak pelak santri
akan menjadi leader dan tonggak yang menjaga keharmonisan bangsa. Hal ini
mengingat budaya juga merupakan aspek penting yang menentukan kemajuan bangsa
harus tetap dipertahankan sebagai sebuah jati diri bangsa. Menyadur ungkapan
Nur cholis madjid dalam sebuah ungkapan bahwa “sejarahlah yang mebuktikan bahwa
kemajuan bangsa jepang hanya dapat dicapai karena mereka memegang teguh akan budayanya
sebagai sebuah jati diri”.
Sebagai bangsa yang besar dan terdiri dari berbagai macam etnis, santri
yang dibekali pemahaman aswaja dan mempunyai wawasan islam wasathiyah yang
mumpuni, di kemudian hari mereka akan menjadi aset yang sangat berhaga bagi
bangsa ini, mereka dapat menjadi pemimpin sekaligus tonggak perekat kemajemukan
bangsa, terlebih dalam menyongsong Indonesia maju pada dekade yang akan datang.
0 Comments